Wednesday, June 26, 2013

Manga (漫画) - Komik Jepang

Manga merupakan komik Jepang yang pertama kali dibuat oleh seorang pendeta Buddha yang menggambarkan ketidakteraturan dalam dunia yang digambarkan dengan makhluk hidup yang tidak akur antara satu dan lainnya. Penulis Manga disebut Mangaka.

Dialog yang ditulis di dalam balon yang memiliki bervariasi bentuk sesuai dialog disebut "Fukidashi" lahir pertama kali pada zaman Edo.

Nah ini nih genre-genre komik Jepang (sekedar pengetahuan aja):

1. Aksi ‘akushon’ (アクション) : 
Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan.

2. Fantasi ‘fantajī’ (ファンタジー) : 
Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain.

3. Historis ‘hisutorikaru’ (ヒストリカル) : 
Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun suatu tempat.

4. Seni bela diri ‘budō’ (武道) : 
Bercerita tentang berbagai seni bela diri.


5. Misteri ‘Nazo’ (謎) : 
Bercerita tentang sebuah misteri.


6. Roman/Percintaan ‘Romansu’ (ロマンス) : 
Bercerita tentang percintaan.


7. Olahraga ‘supōtsu’ (スポーツ) : 
Bercerita tentang berbagai olahraga.


8. Supernatural ‘chō shizen’ (超自然) : 
Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika.


Di Jepang mereka menaruh berbagai kategori di depan cover komik agar tidak salah beli oleh anak-anak dibawah umur sebagai berikut:
1. Kodomo (子供) :
yaitu komik yang ditujukan untuk anak-anak.

2. Josei (女性) :
yaitu komik yang ditujukan untuk wanita dewasa.

3. Seinen (青年) :
yaitu komik yang ditujukan untuk pria dewasa.

4. Shoujo (少女) :
yaitu komik yang ditujukan untuk remaja perempuan.

5. Shounen (少年) :
yaitu komik yang ditujukan untuk remaja laki-laki.

Sumber :

Tuesday, June 25, 2013

Washi Ningyou (和紙人形) - Boneka Tradisional Jepang dalam bentuk kertas

Washi Ningyou merupakan boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas bisa dalam bentuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D)

Washi itu sendiri terdiri dari kanji 和(Wa) yang berarti Jepang dan 紙(Shi) yang berarti kertas. Kertas Washi terdapat banyak corak-corak tradisional Jepang seperti bunga-bunga, kipas-kipas dsb.


Kertas Washi asli sangat halus dan gampang dilipat seperti tissue dapur yang biasa digunakan untuk mengelap minyak. (Menurut saya sendiri karena sudah pernah memegangnya). Dalam pembuatan Washi Ningyou, kertas Origami dapat digunakan namun kertas Origami sangat keras untuk dilipat serta tebal sehingga banyak yang menyarankan untuk memakai kertas Washi dimana dapat memudahkan kita dalam melipat.

Jenis-jenis Washi Ningyou:
1. Dua Dimensi (2D)
Biasanya jenis Washi Ningyou ini dibuat untuk pembatas buku atau hiasan-hiasan.


Cara pembuatannya dapat dilihat di link dibawah ini :
http://twentythreetwentyeight.wordpress.com/2010/08/13/how-to-make-washi-doll/

2. Tiga Dimensi (3D)
Ini nih yang selalu menarik perhatian para pecinta budaya Jepang. Biasanya Washi Ningyou 3D ini dibuat untuk hadiah, hiasan di rumah maupun souvenir dalam acara pernikahan dsb.

Cara pembuatannya terdapat di link dibawah ini:
http://kireinadolls.blogspot.com/2012/10/cara-pembuatan-boneka-washi-menggunakan.html

Silahkan mencoba! ^^

Thursday, June 20, 2013

Kodomo No Uta (子供の歌) - Lagu Anak-Anak di Jepang

Warabe Uta (童歌) merupakan lagu tradisional Jepang yang mirip seperti sajak, sering dinyanyikan sebagai bagian dari permainan anank-anak yang digambarkan sebagai bentuk "min'yo" (lagu tradisional Jepang yang dinyanyikan tanpa adanya iringan instrumen-instrumen musik. Kadang kala dinyayikan khususnya oleh anak-anak tanpa menyadari arti sebenarnya lagu tersebut.

Contoh-contoh Warabe Uta:
1. Tooryanse (通りゃんせ) - Let me pass:
mengandung arti jalan menuju "Tenjin, Tuhan Surgawi Baik", anda dapat melewati jalan sempit ini dengan alasan yang dapat membawa anda masuk, namun dalam perjalanan balik menuju pintu gerbang apakah anda bisa melewatinya? Di Jepang lagu ini dipakai sebagai lagu lalu lintas dimana para pejalan kaki aman menyeberang. Dalam permainan anak-anak di Jepang, permainan ini sama seperti di negara Barat yang berjudul "London Bridge is Falling Down"

Lirik lagu beserta artinya:

漢字:
通りゃんせ 通りゃんせ
ここはどこの 細道じゃ

天神様の 細道じゃ
ちっと通して 下しゃんせ

御用のないもの 通しゃせぬ
この子の七つの 御祝いに
御札を納めに 参ります

行きはよいよい 帰りは怖い
怖いながらも 
通りゃんせ 通りゃんせ

Romaji :
Tooryanse, Tooryanse
Koko wa doko no hosomichi ja?

Tenjin-sama no hosomichi ja
Chitto tooshite kudashanse

Goyou no nai mono tooshasenu
Kono ko no nanatsu no oiwai ni
O-fuda wo osame ni mairimasu

Iki wa yoi yoi, kaeri wa kowai
Kowai nagara mo
Tooryanse, Tooryanse

English Translation:
You may go in, you may enter
Which way is this narrow pathway?

This is the narrow pathway of the Tenjin shrine
Please allow me to go through

Those without good reason should not pass
To celebrate the 7th birthday of this child
We've come to dedicate our offering

Going in may be easy, but returning would be scary
It's scary, but
You may go in, You may pass through

Video & Song Link:
https://www.youtube.com/watch?v=vMd4hw4Mnng

2. Teru Teru Bouzu (照る照る坊主) - Bersinar Bersinar Biarawan
Boneka tradisional yang dipercaya dapat membawa cuaca yang baik. Boneka ini biasanya digantung di jendela kadang kala dibungkus tissue atau kain sebagai jimat untuk membawa cuaca cerah bagi para petani yang sedang bercocok tanam. Lagu ini dikatakan memiliki kegelapan dibaliknya, karena menceritakan seorang biksu yang dieksekusi karena gagal membawa sinar matahari pada para petani. Lagu ini dirilis pada tahun 1921 yang ditulis oleh Kyoson Asahara dan disusun oleh Shinpei Nakayama.

Video & Song Link:
https://www.youtube.com/watch?v=QMB-l2yiWZs

3. Mukashi-Banashi no Uta (昔話の歌) - Lagu Cerita Dongeng 
http://haru-myblog10.blogspot.com/2013/05/japanese-children-song-nihon-no-kodomo.html

4. Fuyu no Uta (冬の歌) - Lagu musim dingin

Chanoyu (茶の湯) - Upacara Minum Teh

Chanoyu (茶の湯) secara kata harafiah berarti "Air panas untuk teh", namun selama bertahun-tahun disebut sebagai "Japanese Tea Ceremony" dimana seni Jepang seseorang fokus mempersiapkan dan melayani semangkuk teh dengan hati yang murni.

Sejarah Chanoyu (茶の湯)
Datang pertama kali ke Jepang dari China dengan agama Buddha pada abad ke-6, yang dibawa pulang oleh pendeta Eisai (1141-1215) dari Cina, pendiri sekte Rinzai Zen Buddhisme di Jepang. Dibawalah teh bubuk dan biji teh dan benihnya ditanam oleh rekannya pendeta Myoe (1173-1232) di kuil Kozanji di perbukitan sebelah Barat Laut dari Kyoto. Master Teh, Sen Rikyu (1522 - 1591), mengembangkan wabicha atau gaya teh yang mencerminkan rasa yang sederhana dan tenang yang diajarkan dan dipraktekkan di Jepang maupun di seluruh dunia saat ini.

4 Prinsip Chanoyu (茶の湯):
1. Wa (和) yang berarti "Keharmonisan"
2. Kei (敬) yang berarti "Kehormatan"
3. Sei (清) yang berarti "Kemurnian"
4. Jaku (じゃく) yang berarti "Ketenangan"

Empat-empat prinsip ini dipelajari dan harus dijiwai oleh para pelajar Chanoyu dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Chashitsu (茶室)

Equipment of Chanoyu


Pembelajaran Chanoyu tidaklah mudah, jika seseorang ingin mendalami Chanoyu, orang tersebut harus menerapkan empat prinsip Chanoyu terlebih dahulu hingga 1-2 tahun lamanya yang dapat dipelajari di Jepang dimana nantinya akan diberikan sertifikat yang bukan sembarangan. 

Nihon No Ryouri (日本の料理) - Masakan Jepang

Sushi (寿司) merupakan makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam dan gula.

Jenis-jenis Sushi (寿司)
Di Indonesia kita hanya mengetahui beberapa jenis sushi saja dimana semua disajikan di restoran-restoran. Kalau kalian suka Sushi harus tahu ini nih, jenis-jenis sushi pada zaman dulu.

Jenis-jenis Sushi digolongkan berdasarkan bentuk nasi:

1. Nigirizushi (Sering kita temui di Indonesia)
Makanan laut segar (pada umumnya mentah) diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan menaruh nasi di telapak tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain. Nori sering dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang diletakkan di atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki atau belut unagi dan belut anago yang sudah dipanggang.

2. Makizushi
Sushi berupa gulungan nasi berisi potongan mentimun, tamagoyaki dan neta lain yang dibungkus lembaran nori. Nasi digulung dengan bantuan sudare(anyaman bambu bentuk persegi panjang).
Makizushi dibagi menjadi:
  • Hosomaki: gulungan berdiameter minimum 3 cm hanya berisi satu jenis neta (misalnya mentimun atau tuna).
  • Futomaki: gulungan berdiameter di atas 5 cm berisi berbagai macam neta.
  • Temakizushi: nasi digulung sendiri dengan nori sebelum dimakan, neta juga dipilih sendiri dari piring.
Di daerah Kansai terdapat tradisi ehomaki untuk mengundang keberuntungan pada Hari Ekuinoks Musim Semi. Satu gulung utuh Futomakizushi harus dimakan sambil menghadap ke arah mata angin keberuntungan. Ketika memakannya, orang juga dilarang mengeluarkan suara atau berbicara. Tradisi ini mulanya dipopulerkan oleh asosiasi pedagang sushi pada tahun 1970-an.
3. Chirashizushi
Nasi sushi dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang untuk memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan perayaan Hina Matsuri.
4. Oshizushi
Nasi disusun bersama neta yang dipres untuk sementara waktu dengan maksud memadatkan nasi agar sushi yang dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-potong agar mudah dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. 
5. Narezushi
Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga terfermentasi. Narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses fermentasi. Sushi dibuat dengan menjepit irisan ikan mentah di antara dua lembar irisan lobak kabura. Setelah itu, sushi disusun di dalam tong kayu berisi campuran nasi tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama beberapa hari. Kaburazushi dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang menempel.
6. Inarizushi
Nasi sushi dibungkus aburage yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan gula. Inarizushi tidak berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein. Inarizushi berasal dari kuil Toyokawa Inari di kota Toyokawa.
Ingin belajar cara bikin Sushi buatan sendiri?
Langsung aja "like" page facebook Sushi Tei Indonesia, pada waktu tertentu akan dibuka kelas untuk belajar membuat sushi:

Seru loh~! ^^

Sumber :

Tuesday, June 18, 2013

Wafuku (和服) - Pakaian Tradisional Jepang

Wafuku (和服) merupakan berbagai pakaian etnis tradisional Jepang yang masih digunakan, terutama dipakai untuk upacara dan acara-acara khusus seperti pernikahan, pemakaman, upacara Seijin Shiki (成人式), dan festival-festival yang dilaksanakan di Jepang.

Wafuku (和服) terdiri atas 3 yaitu:
1. Kimono (着物)
2. Yukata (浴衣)
3. Hakama (袴)

1. Kimono (着物)
merupakan pakaian tradisional Jepang khusus untuk wanita yang berlapis-lapis seperti kue lapis dibantu dengan ikatan Obi pada bagian perut dimana dulunya sering digunakan namun sekarang akibat pengaruh modernisasi, wanita-wanita di Jepang beralih ke pakaian gaya Barat sehingga Kimono hanya dipakai pada beberapa acara-acara penting seperti wisuda (卒業式).

2. Yukata (浴衣)
merupakan pakaian tradisional Jepang yang unisex (pria dan wanita)pakaian santai berbahan katun tipis tanpa lapis dan cendrung hanya digunakan pada musim panas saja. Harga yukata juga jauh lebih murah dibandingkan Kimono, kira-kira 1 set Rp.500.000,-. Biasanya dibuat warna cerah untuk wanita dan warna gelap untuk pria.




3. Hakama (袴)
merupakan pakaian tradisional Jepang yang dulunya hanya dipakai oleh kaum Pria, namun sekarang ini juga dipakai oleh kaum wanita dimana Hakama ini digunakan dalam ilmu bela diri seperti Aikido, Kendo, Ai-Te dan sebagainya. Bukan hanya itu tetapi Hakama juga dipakai oleh pendeta Shinto setiap hari.

Men's Hakama

Woman's Hakama

Ingin membeli atau mengetahui info-info lebih lanjut?
Langsung aja pesan di:

Utsukushii - Japanese Yukata Maker
Phone = (021) 6859 5099
e-mail = utsukushiiyukata@gmail.com